Berawal dari Kecewa Membuatku Tangguh
Berawal dari Kecewa Membuatku Tangguh
Perkenalkan namaku adalah Viani, gadis desa yang memiliki sejuta mimpi untuk Indonesia. Ketika orange sunset menyapa, angin berhembus lembut menerpa. Kulihat matahari tenggelam berganti tugas dengan bulan gemintang. Aku baru pertama kali menginjakkan kaki di kota Pahlawan, tepatnya di Stasiun Pasar Turi Surabaya. Setibanya di stasiun aku ditemani laki-laki hebatku yakni Bapakku. Kita nantinya akan dijemput kakak untuk selanjutnya pergi ke rumahnya agar bisa beristirahat melepas penat selama perjalanan.
Keesokan harinya, ketika matahari masih malu menampakkan diri. Aku diantar Kakak pergi ke kampus impian. Kali ini bukan untuk berfoto-foto namun berjuang menjadi bagian dari keluarga besar kampus impian melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Aku sangat menaruh harapan besar kepada kampus ini dan ingin berfoto didepan gedung megah bertuliskan UNESA yang katanya itu gedung Rektorat namun tergagalkan oleh hujan. Mungkin saat itu bumi ingin memberi isyarat pada diriku. Kakak memberiku semangat untuk tak mempersoalkan hal itu, ia berkata "Nanti kalau lulus SBMPTN dan mendapatkan jas almamater, bakal memotretmu di setiap sudut terindah kampus ini."
Serangkaian tes SBMPTN sudah aku lalui dengan baik. Pada bulan April 2019, tepatnya pukul 14.00 hasil yang aku tunggu-tunggu, yakni mengetahui pengumuman SBMPTN. Detik telah berganti menit, menit berganti jam, dan saatnya aku mengambil HP untuk searching di web SBMPTN dengan memasukkan nomor pendaftaran lalu klik enter. Setelah beberapa menit muncul tulisan "Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SBMPTN. Tetap semangat dan jangan putus asa." Tanpa terasa air mataku langsung jatuh serta perasaan menyalahkan diri sendiri akan kegagalan tak dapat kubendung. Kedua orang tuaku langsung memelukku dan bilang masih ada jalan lain untuk sukses.
Akhirnya aku mencari kampus lain yang dapat memberikanku kesempatan untuk belajar. Takdir telah menuntunku sampai di sebuah universitas di Semarang. Pagi-pagi ketika dingin sangat menusuk tulang dan mataku yang sesekali terpejam harus siap-siap mengejar kereta. Kali ini tujuanku adalah stasiun Tawang, Semarang, yang lagi-lagi stasiun pertama yang aku datangi bersama Bapak. Setiba di Stasiun Tawang, kita langsung memesan ojek online, orang sering menyebutnya ojol untuk mengantarkan ke gedung tempat pendaftaran, yakni Gedung Pusat Universitas PGRI Semarang. Aku mendaftarkan diri dan mengambil prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan harapan agar bisa memperdalam ilmu bahasa Indonesia, melanjutkan eksistensi bahasa Indonesia yang mulai kalah saing dengan bahasa asing, dan mengikuti saran dari orang tua juga sih. Beberapa hari menunggu, tiba saatnya pada pengumuman dan kali ini aku dinyatakan lulus.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Baik. Walaupun disini bukan impian bahkan tidak ada bayangan akan sampai Semarang, namun aku yakin bahwa rencana Tuhan lebih indah. Pasti akan ada hikmah disetiap perjuangan dan proses untuk jadi lebih baik. Aku mendapatkan pembelajan bahwa belajar tidak harus ditempat impian namun di dimana pun yang memberimu kesempatan itupun jauh lebih utama. Be yourself. Kali ini baru perjalanan waktu dalam menggapai cita-cita, perjalanan yang sebenarnya akan segera dimulai. Kita memang punya harapan, namun semesta selalu punya kenyataan yang lebih indah dari ekspektasi kita.
~Sekian~

Komentar
Posting Komentar