Santun Menyampaikan Kritikan (Teks Anekdot)

 Apa itu anekdot? Yuk, kita belajar mengenai teks anekdot! Mulai dari pengertian, tujuan, ciri-ciri, beserta contoh teksnya di artikel Santun Menyampaikan Kritikan kali ini.

Tidak ada manusia yang sempurna karena pasti setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Banyak respon yang biasanya akan ditimbulkan, salah satunya berbentuk sindiran atau kritikan. Misalnya, "Wah, kamu wangi sekali! Sudah tidak mandi berapa hari?" Di sini disebut wangi, padahal kalau sudah tidak mandi beberapa hari, otomatis akan bau badan.

Nah, kamu tahu nggak sih, kalau cerita-cerita lucu yang sering beredar di sekitar kita itu merupakan anekdot. Kamu udah tahu belum, apa itu teks anekdot?

Pengertian Teks Anekdot

Sederhananya, anekdot merupakan sebuah cerita singkat yang lucu dan mengesankan. Selain lucu, teks anekdot juga mengandung sebuah kritikan atau sindiran halus kepada seseorang. Akan tetapi, tidak semua cerita lucu bisa dikategorikan sebagai anekdot, lho! Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Jadi, pada dasarnya, anekdot adalah cerita lucu yang didasari oleh kejadian nyata.

Berdasarkan pengertian teks anekdot tersebut, dapat dirumuskan karakteristik teks anekdot sebagai berikut.

  1. Ceritanya lucu dan menarik
  2. Bersifat menyindir atau mengkritik
  3. Bersifat mengesankan
  4. Menceritakan tokoh masyarakat atau tokoh terkenal
  5.  Mengandung pesan moral

Hayoo, siapa di sini yang masih suka mengkritik dengan cara yang kasar dan menyakitkan hati? Jangan begitu ya, guys! Kritik itu harus bersifat membangun, bukan malah menjatuhkan. Oke?

Struktur Teks Anekdot

Struktur teks merupakan bagian-bagian dalam teks secara berurutan yang membentuk kesatuan teks secara utuh. Anekdot memiliki struktur khas yang membedakan dengan teks lainnya, yakni bisa kalian singkat dengan OKE (Orientasi, Komplikasi, dan Evaluasi).

  1.  Orientasi

Bagian orientasi berisi latar belakang terjadinya peristiwa atau kejadian dalam cerita. Bagian ini juga berisi pengenalan atau penggambaran tokoh dan kondisi latar cerita tentang masalah yang akan dihadapi tokoh.

     2.      Komplikasi

Bagian komplikasi berisi pemunculan masalah yang dialami tokoh sampai puncak masalah (klimaks). Pada bagian ini, terdapat sesuatu yang mengesankan atau menggelitik.

     3   Evaluasi

Bagian evaluasi merupakan bagian akhir cerita, atau disebut Koda, yang berisi pesan moral yang dapat dipetik dari cerita. Bagian ini bersifat opsional, dapat ada ataupun tidak.

 

Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot


        Dalam menyampaikan kritik sosial, kalian dapat menggunakan bahasa nonresmi atau ragam bahasa tidak baku. Bahasa dalam teks anekdot memiliki beberapa kaidah, sebagaimana berikut.

1.      Kata keterangan waktu lampau dalam teks anekdot menunjukkan kisah atau peristiwa di dalam teks anekdot telah terjadi. Misalnya kata dahulu, tahun lalu, bulan lalu,waktu itu, dan lain-lain.

Contoh:

Suatu hari, di sebuah perusahaan otomotif, ada beberapa karyawan yang melanggar kedisiplinan dengan tidak memakai alat pelindung diri.

2.      Pertanyaan retoris merupakan pertanyaan yang tidak membutuhkan suatu jawaban.

Contoh:

Siapa yang tidak ingin kaya?

Kamu mau terpapar Corona?

Bukankah menjaga kesehatan adalah hal yang penting?

3.     Majas sindiran merupakan gaya bahasa yang digunakan dalam anekdot untuk menyampaikan sindiran. Majas sindiran meliputi majas ironu, sinisme, dan sarkasme.

a.      Ironi

Ironi adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya dengan maksud menyindir.

Contoh:

Harga kedelai murah sekali sampai pabrik tahu dan tempe tutup karenanya.

b.      Sinisme

Sinisme adalah gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran meng- gunakan kata-kata kasar yang disampaikan secara langsung dengan setulus hati.

Contoh:

Untuk apa punya banyak uang jika makan saja harus diatur timbangannya. Biar sewa, yang penting keren.

c.       Sarkasme

Majas sarkasme merupakan gaya sindiran yang paling keras di antara tiga majas sindiran yang ada. Majas ini secara terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang seseorang atau sesuatu secara langsung, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar.

Contoh:

Sudah tahu tidak punya uang, masih saja ingin pergi liburan. Jangan mimpi!

4.    Kata Kerja aksi merupakan kata kerja (verba) material, yakni kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun kegiatan.

Contoh:

Tatkala melintasi jembatan kecil itu, tiba-tiba orang yang suku Kluet melihat seekor ikan lele di antara bekas orang, karena kaget, dia langsung berteriak, “Itu!!!”

Anak suku Aceh langsung melompat ke dalam kolam bekas orang mencari ikan tersebut.

5.    Konjungsi urutan waktu merupakan kata penghubung yang menjelaskan urutan kejadian dalam teks anekdot.

Contoh:

Buru-buru dihabiskan kopi yang masih tersisa, lalu dia beranjak pergi.

6.   Kata Perintah merupakan kalimat berisi suatu perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kata buanglah, ambillah, catatlah, perhatikanlah, dan lain-lain.

Contoh:

“Tutup pintunya!” kata Bu Gita dengan sedikit marah.

 

Oke deh, sekarang kamu sudah tahu kan pengertian teks anekdot, ciri-ciri, tujuan penulisan, struktur teks, dan kaidah kebahasaannya. Sekarang, mari kita lihat contoh teks anekdot berikut ini. 

Korupsi Kecil

Suatu hari, di sebuah kantin sekolah, ada beberapa siswa yang sedang makan sambil berbincang-bincang.

Orlin : Ah, bosan sekali melihat berita isinya korupsi setiap hari. Mau jadi apa negeri ini?

Andreas : Memang siapa saja yang korupsi?

Orlin : Siapa lagi kalau bukan para pejabat kaya. Sudah punya banyak uang, tetap saja korupsi. Dasar serakah!

Andreas : Memangnya kamu tidak pernah korupsi?

Orlin : Tak mungkinlah saya korupsi. Mana bisa orang miskin seperti saya korupsi? Yang ada, saya dikorupsi.

Andreas : Apa kau yakin? Korupsi kecil saja tidak pernah?

Orlin : Mana ada korupsi kecil? Mau besar atau kecil ya tetap saja korupsi.

Andreas : Apa kau lupa? Kemarin, di kantin kulihat kau makan empat kue, tapi hanya bayar untuk tiga kue.

Orlin : Ah, kecil saja itu, cuma lima ratus rupiah.

Andreas : Katanya tidak ada korupsi kecil. Sana, bayar ke Bu Kantik kekurangan yang harus kau bayar.

Orlin : Ah, bisa saja kau ini.

 

Pada contoh anekdot di atas, secara jelas percakapan itu membicarakan topik yang spesifik, yaitu korupsi, sebuah kegiatan yang masih terjadi di Indonesia. Anekdot tersebut juga tidak memberikan detail sehingga akibat dari percakapan tersebut hanya berjangka pendek.

Untuk sekarang ini, teks anekdot tidak hanya dilakukan melalui lisan tetapi juga tulisan. Contohnya seperti yang sudah dikatakan di awal paragraf, melalui broadcast messages mengenai suatu kejadian lucu. Pesan ini bisa berupa dialog ataupun narasi. Selain itu, teks anekdot dapat berupa meme atau komik strip pendek yang sekarang banyak diunggah di media sosial, terutama Instagram, kalian pastinya familier dong.

Dengan perkembangan informasi dan berita yang sangat cepat, para pengguna ini kemudian membuat anekdot-anekdot dari kejadian yang masih hangat. Tidak jarang juga teks anekdot digunakan untuk ‘senjata’ promosi atau bahkan menyindir kejadian-kejadian yang sedang hangat.

Sobat Pintar mau belajar membuat teks anekdot? Yuk, belajar bareng dengan menyimak link video berikut ini!https://youtu.be/snlH25Y2yRY?si=fuCA6465XLGhGoaP

Silahkan kerjakan soal berikut untuk mengukur sejauh mana pemahaman Sobat Pintar terkait teks anekdot. https://forms.gle/XJ5PuPikxkjfrACbA

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Karakteristik, dan Struktur Teks Biografi

Puisi Kelas X